MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP
A.
Latar
Belakang
Manusia
merupakan makhluk memiliki derajat paling tinggi dibandingkan makhluk ciptaan
Tuhan lainnya. Manusia memilki akal, pikiran, dan rasa. Karena itulah manusia
dikatakan sebagai makhluk yang sempurna dan mulia. Kelebihan manusia inilah
yang membuat manusia dapat berpikir dan menentukan pilihannya, pilihan untuk
menjadi seseorang yang ia inginkan. Karena rasa inginlah mereka akan dapat
menentukan apa yang akan menjadi pandangan hidupnya. Pandangan hidup inilah
yang akan mengantarkan manusia tersebut menjadi seseorang yang mereka inginkan.
Jika pandangan hidupnya baik akan membuahkan hasil yang baik, dan jika
sebaliknya maka akan menghasilkan hasil yang malah menjadikan malapetaka bagi
manusia itu sendiri.
B.
Tujuan
Pembahasan
Dengan
adanya pembahasan ini kita dapat mengetahui seberapa pentingnya pandangan hidup
dalam kehidupan manusia, seperti apa pengaruh pandangan hidup bagi kelangsungan
hidup manusia serta dapat mengetahui cara berpandangan hidup yang baik.
C.
Pembahasan
Pandangan
Hidup adalah pendapat atau pertimbagan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan, dan petunjuk hidup. Pendapat atau pertimbangan itu hasil pemikiran
manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Menurut
Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan
didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap
hidup.
Menurut
Manuel Kaisiepo (1982) pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak
ada seorang pun yang hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya
berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra dari seseorang karena
pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
Pandangan hidup ada 3
macam :
1.
Pandangan hidup yang berasal dari agama,
yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2.
Pandangan
hidup yang berupa ideologi, yaitu
disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara.
3.
Pandangan berdasarkan renungan, yaitu
pandangan hidup yang relative kebenarannya.
Pandangan
hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan
dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam
kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan
sikap hidup itu.
Orang
tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi seorang dokter,
insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak
dalam kandungan, orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu mempunyai
jabatan atau profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya.
Seseorang
bermimpi mejadi seorang dokter, dia mengetahui bahwa menjadi dokter membutuhkan
biaya yang tidak sedikit dan dia pun bukan berasal dari keluarga yang kaya. Dia
pun belajar dengan giat untuk bisa mendapatkan beasiswa kedokteran. Karena
pandangan hidupnya yang bagus maka untuk bisa meraih cita-citanya ia berusaha
dengan kerja keras untuk bisa mendapatkan yang dia inginkan bukan hanya berdiam
diri berpangku tangan menunggu datangnya takdir yang entah kapan akan datang
padanya.
Kedua
hal tadi menunjukan bagaimana seharusnya manusia berpandangan hidup.
Berpandangan hidup bukan berarti kita hanya berangan-angan. Berpandangan hidup
seharusnya membuat kita termotivasi untuk bisa meraih yang kita cita-citakan.
Banyak kasus yang sering kita temui seperti seseorang ingin menjadi aktris namun dia selalu gagal dalam mengikuti
casting, dan karena putus asa dia pun akhirnya stress dan masuk rumah sakit jiwa
atau lebih parahnya lagi dia mati karena bunuh diri. Inilah yang akan terjadi
bila seseorang tidak memiliki pandangan hidup, hidupnya akan dipenuhi dengan
kepasrahan dan putus asa.
Karena
itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian
hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan,
dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan
sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan
lingkungan masing-masing.
Cita-cita
itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita
sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau
harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan
kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan
hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
a. Orang
yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya
tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang
dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang
gemilang dan sukses hidupnya.
b. Orang
berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu.
Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
c. Orang
yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila
menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.
a. Pandangan
Hidup yang Berasal dari keyakinan dan Kepercayaan
Keyakinan
dan kepercayaan adalah dasar pandangan hidup yang berasal dari akal atau
kekuasaan Tuhan, terdapat tiga aliran filsafat, diantaranya :
1.
Aliran Naturalisme
Hidup
manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi,
kekuatan gaib itu berasal dari alam yang diberikan oleh Tuhan . Manusia adalah
ciptaan Tuhan karena itu manusia mengabdi pada Tuhan melalui ajaran-ajaran
agama.
2.
Aliran Intelektualisme
Dasar
aliran ini adalah logika atau akal (kalbu yang berpusat dihati) atau yang biasa
yang dinamakan dengan “hati nurani” maka keyakinan manusia itu bermula dari
akal.
3.
Aliran Gabungan
Dasar
aliran ini adalah kekuatan gaib yang berasal dari Tuhan sebagai dasar keyakinan
sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menetukan benar tidaknya sesuatu
yang dinilai berdasarkan akal, baik sebagai logika berpikir maupun rasa atau
hati nurani. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal
berimbang maka akan menghasilkan pandangan hidup sosialisme –religius,
kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat
diterima hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Orang
yang memiliki pandangan hidup pasti memiliki tujuan, dan tujuan ini biasanya disebut
dengan cita-cita. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, cita-cita adalah
keinginan, harapan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan,
harapan, maupun tujuan merupakan sesuatu yang ingin diperoleh seseorang di masa
yang akan datang.
Apabila
cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu
disebut angan-angan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa
yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah
seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga factor,
sebagai berikut :
·
Faktor manusia
·
Faktor kondisi
·
Faktor tingginya cita-cita
Terdapat formula sukses
yang dapat kita jadikan pedoman untuk menggapai cita-cita kita, diantaranya :
1. Mengubah
Belief System (Keyakinan dan Goal)
2. Mengubah
cara berpikir dan emosi
3. Mengubah
segala keputusan yang dapat menghambat cita-cita
4. Mengubah
segala tindakan-tindakan buruk
Dari
semua itu kita akan mendapatkan hasil yang menjadi keyakinan dan tujuan kita sejak
awal. Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja
keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya.
Khayalan
hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu
yang terbuang hanya untuk berkhayal yang tidak-tidak. Dalam bercita-cita pun
sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres
dan depresi jika tidak tercapai.
b. Langkah-langkah
berpandangan hidup yang baik yakni:
·
Mengenal
Mengenal
merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap
aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai
pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak
manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke
dunia.
·
Mengerti
Tahap
kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini
dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara
kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila
kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan
bemegara. Begitu juga bagi yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita
mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu
mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
·
Menghayati
Langkah
selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup
itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan
benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan
menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan
mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang
berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih
tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai
pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan
memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
·
Meyakini
Setelah
mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau
dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka
hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini
ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga
dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
·
Mengabdi
Pengabdian
merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang
telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan
manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu
sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di
alam akhirat.
D.
Solusi
Ada
baiknya kita harus menanamkan sikap berpandangan hidup yang baik sedini
mungkin, jika memang sudah terlambat cobalah untuk bangkit dari keterpurukan
akan kegagalan itu dan mulailah untuk menata ulang kembali pandangan hidup yang
lebih baik dari sebelumnya. Jika prinsip dari pandangan hidup itu sudah kita
pegang, maka jagalah keteguhan prinsip tersebut, berusahalah hingga terwujud
apa yang kita cita-citakan dan belajarlah menjadi manusia yang lebih baik lagi
dari kesalahan yang lalu.
E.
Kesimpulan
Cara
manusia memandang kehidupannya dikatakan sebagai pandangan hidup. Pandangan
hidup sudah melekat erat dalam diri setiap manusia. Pandangan hidup seseorang sudah
pasti berbeda-beda, tergantung dari cara mereka menilai. Dari pandangan hidup
itu akan melahirkan cita-cita. Cita-cita adalah segala sesuatu yang ingin kita
capai. Namun bagaimana jika cita-cita itu tidak tercapai? Maka itulah yang
dinamakan dengan angan-angan.
Angan-angan
ini terkadang suka disepelekan, banyak orang yang berangan-angan sampai tidak
dalam batas wajarnya. Inilah hal yang tidak baik dan berpengaruh pada etika
atau tingkah laku seseorang. Seseorang yang memiliki pandangan hidup cenderung
akan memiliki etika yang lebih baik dibandingkan orang yang tidak memiliki
pandangan hidup.
Karena
itulah pandangan hidup sangat diperlukan untuk menata kehidupan agar kita bisa
menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar